Senin, 11 Oktober 2010

SAAT PERTAMA KE BALI

Udara sejuk AC dan kelengangan di tempat ini tak terasa telah buatku beberapa saat terlelap. Mata yang semalaman tak bisa menutup ternyata tak kuat lagi kutahan untuk tetap terjaga. Kedua teman di sisiku masih terkapar dalam tidur. Aku memalingkan pandangku, menoleh jendela kecil di sebelah kanan. Gumpalan-gumpalan putih seperti asap bertaburan di mana-mana yang kadang berwarna kabut. Selingan hujan juga tak kalah menghiasi. Kian detik berlalu awan-awan itu semakin berkurang, menampakan pemandangan di baliknya. Aku sejenak terperanjak; membuat mataku tak berkedip terbelalak. Di bawah sana terpapar mahakarya yang bagiku terindah. Struktur pantai yang ditata cantik membuktikan bahwa Bali memang kota pantai kelas dunia.

Pandanganku masih belum teralihkan sebelum akhirnya informasi di pengarah suara meminta agar sabuk pengaman segera dikenakan oleh penumpang karna pesawat sebentar lagi akan mendarat di Bandara Internasional Ngurah Rai. Akhirnya tiba juga. Kehidupan baru bakal bertebaran di depan.
***
Aku masih terpesona dengan kota ini, jalan-jalan yang tak begitu padat yang sala-satunya karna tak ada oplet ini membuat jalan raya bertebaran mobil dan motor beradu kecepatan tanpa terjebak kemacetan. Setiap bangunan yang menghampar di jendela mobil tumpangan yang menjemputku dan teman-teman nyaris semuanya berukiran etnik Bali seperti bentuk candi dan kuil-kuil kecil lazim dijumpai di sini.

11 jan 2010


-to be continued-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar