Senin, 06 September 2010

DAUN dan MURAI


1. Hari tak nyatakan benar kehadiranmu dan malam tak temukan tempat pembaringanmu. Kau menggemakan senyap ketika berkurun silam pergi bahkan meneriakan bungkam saat tinggalkanku, berlari.
2. Ada murai menyapa dari halaman senja dengan kicau seperti bernyanyi lantunkan kidung cinta kemarau. Angin mengoyakan rimbun pohon kersen yang celah-celahnya pancarkan cahaya kencana. Murai memagut sehelai daun jatuh, dijadikan sarang `tuk hangatkan malam kala gerhana.
3. Kencana menerobos sampai ke dalam rumah kehidupan, nyaris membakar warna-warni penghias hitam-putih kenangan, ketika surut hanya tinggalkan keemasan di ufuk barat. Dan malam kian saru, bulan lupa bangun dari tidurnya di siang hari.
4. Dari barat tualangi perjalanan ke timur, membawa tebaran debu, menyapu pasir di aspal, meriakan air danau, hingga hamparan bertabur segala yang dihempas, dan daun berhamburan olehnya.
5. Wahai muraiku, pulanglah… Tiga tahun sudah aku kau tinggalkan di sini,di atas tangkai pohon kersen tempatmu dulu lewati malam. Kulitku tak hijau lagi seperti pertama kau ambil dari hempas angin yang menjatuhkanku ke bumi. Aku tak lembut lagi malah cadas, tapi tetap sebagai sarang yang kepulanganmu dinanti.

1 komentar: