cicak
Ranting menari-nari di atas van putih –kotor dan reyot lama terdiam membusuk di pekarangan- yang daun-daunnya gugur satu-satu kala tarian makin digelar bersemangat. Seekor kumbang menggerayangi gantungan buah di dahan bergoyang.

Depan pintu dengan buku duduk kutelusuri helai-helai halaman; cicak merayap was-was di jambangan. Melintas di beranda, kumbang tersambar hembus seketika bertiup –tanpa sapa- menabrak wajahku –tanpa permisi. Buku melayang spontan, kaki berlari ketakutan ke beranda; cicak raib di balik jambangan.

Tersesat, kumbang bertualang nikmati interior seperti pencuri tak temukan jalan keluar; ranting masih menari; van tetap terdiam membusuk; dedaunan makin berguguran; jantung berdegub bertahan di beranda; cicak di jambangan tak kembali.