Selasa, 14 Desember 2010

WANITA DAN DUNIA

Berbicara wanita berarti berbicara kelembutan dan keindahan. Tak pernah dan tak akan pernah bisa topik kehidupan terpisah dari sosok yang satu ini. Wanita sudah menjadi isu besar dalam pentas peradaban, sejak awal manusia diciptakanpun, wanita sudah berperan penting ketika takdir kehidupan akhirnya diubah. Ketika arti cinta akhirnya harus bertambah maknanya. Arahnya bukan lagi hanya dari Adam kepada Yang Esa (atau sebaliknya), namun ditujukan juga kepada lawan jenis, yaitu Hawa.

Kalau dalam kepercayaan saya, cinta antara Allah dan manusia disebut juga (dalam bahasa Yunani) Kasih Agape, dan cinta yang timbul dari perasaan suka antara laki-laki dan perempuan disebut Kasih Eros. Jadi keduanya sudah pasti berbeda.

Wanita juga berandil besar dalam sejarah Kepercayaan, seperti halnya Bunda Maria. Dibanggakan miliaran manusia bumi karena melahirkan Yesus yang dalam Al’quran disebut Isa Almasih. Bagi umat Kristiani, Yesus dipercaya sebagai Tuhan. Satu-satunya Allah yang menciptakan langit dan bumi yang rela menjadi manusia untuk menebus dosa-dosa dunia. Itulah kenapa Maria menjadi sala-satu cerita besar hingga kini.

Selanjutnya Sara istri Abraham. Saat usia lanjut memupuskan kesabarannya karena tak kunjung mendapatkan anak yang dijanjikan Allah kepada mereka, ia mengambil Hagar dan memberikannya kepada Abraham untuk memperoleh keturunan. Sebuah keputusan yang di kemudiannya menghasilkan fenomena bagi dunia. Dua negeri yang dilahirkan dari rahim Hagar dan Sara. Dua negeri yang ber-ayah-kan Abraham. Ishak dan Ismail: Ibrani dan Arab. Mungkin memang sudah seperti itulah takdir. Alur kehidupan yang ditata dan ditentukan langsung oleh Yang Esa, namun setiap akibatnya tetap memiliki sebab-sebab yang pasti.

Banyak lagi wanita-wanita besar tertulis dalam buku-buku sejarah karena kebaikan hati mereka, kecantikan paras, ataupun karena kontroversi yang tercipta dari sisi lain kehidupan mereka. Sebut saja Mother Teresa, Marilyn Monroe, Lady Day dan banyak lagi lainnya. Mereka ini adalah wanita-wanita yang berhasil  merenggut perhatian dunia, dan karena mereka-mereka ini gambar wanita makin menjadi pemandangan besar dunia dengan beribu makna terkandung di dalamnya.

Kepopuleran Wanita juga semakin besar dikarenakan figur feminin itu berhasil menjadi penyempurna dan media dalam berjalannya zaman. Penyempurna di sini bukan dimaksudkan hanya sebagai tambahan layaknya bumbu penyedap untuk menyempurnakan rasa makanan, tapi adalah penggenap seperti halnya lilin tanpa api takkan berguna, dan api takkan baik jika membakar sesukanya. Wanita juga telah berhasil menjadi media, yaitu jembatan yang meneruskan peradaban dunia. Rahim yang hanya Tuhan anugerahkan ke dalam tubuh wanita menjadikan keturunan Adam bisa ada turun-menurun dan bertambah banyak sampai saat ini.

Karena rahim itu juga Bunda Maria bisa menjembatani kelahiran Isa Almasih, dan dua negeri di Timur Tengah yang terlahir dari rahim Hagar dan Sara –sebagai medianya- masih menjadi berita hangat sebab perang yang hingga kini masih menderu di sana. Semua itu tak lepas dari andil mereka-mereka yang disebut Wanita.

Wanita dan Dunia adalah fusi yang tak bisa dipisahkan riwayatnya. Keduanya saling bergantung satu sama lain. Wanita berperan dalam berjalannya dunia, aspek-aspek kehidupan tetap menempatkan wanita dalam setiap halaman ceritanya. Begitu juga Dunia, berperan penting dalam membuat wanita merasakan kesempurnaan hidup dengan segala kemewahan yang ditawarkan. Misalnya, Wanita tak dapat lepas dari yang namanya fashion, make-up (walau banyak juga dari mereka bergaya hidup maskulin), perhiasan berharga, dan banyak lagi. Dunia berhasil mengadakan semua itu.

Dan di sini, saat dunia telah membuat wanita sebegitu berperannya, berbagai persepsi mulai pro dan kontra bertamu. Ada yang bilang “wanita racun dunia”, ada juga yang berkata “god is a girl”, “keong racun”, “kupu-kupu malam”, mmm.. Apa lagi, yah..? Masih banyak lagi deh. Itu wajar, karena setiap manusia punya asumsi masing-masing tentang sesuatu, baik itu positif maupun negatif. Dan wanita bak koin yang memiliki dua belah sisi, sisi yang satu belum tentu sebaik sisi lainnya. Tak ada suatupun di dunia ini yang sempurna; wanita satu di antaranya.

Tapi lepas dari semuanya itu, pada hakekatnya wanita adalah mahkluk yang harus mendapat perlindungan dan kasih saying. Kelembutan dan keindahannya sudah cukup menjadi alasan. Tanpa kelembutan dan keindahan, dunia tak layak menjadi hunian manusia satu-satunya. Dan mungkin tepat juga kalau wanita disebut sebagai penolong. Bayangkan jika seandainya Adam diciptakan dan harus selamanya sendiri, pasti Adam akan bosan terus-menerus bergaul dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan saja (hahaha…). Hawa adalah penolong yang datang di saat dan waktu yang tepat bagi Adam.

Wanita dan Dunia, hibrida yang menelurkan Keanggunan dan Kecantikan, jangan sampai melahirkan kecurangan dan perzinahan. Keanggunan mengekspresikan sifat dan keunikan karakter yang diberikan Sang Pencipta bagi manusia, terlebih khususnya wanita. Watak yang sebenarnya adalah tabiat dasar dan gambaran watak Allah sendiri. Sedangkan kecantikan mendeskripsikan keelokan paras dan kemolekan rupa dari mahkluk yang dinamakan wanita itu.

Namun moderenitas telah menjebak wanita ke dalam dunia yang pamrih. Banyak dari mereka mencari keanggunan dan kecantikan di dapur kecurangan dan perzinahan. Dunia memberikan keanggunan dan kecantikan yang mereka cari (padahal sebenarnya palsu), dan sebaliknya dunia menuntut balasan. Tak jarang banyak wanita zaman ini terpuruk dalam hitamnya dunia demi mengejar popularitas, kemewahan dan semua yang dianggap dapat mengantarkannya menemukan kebahagiaan.

Bagaimana baiknya cara yang harus dilakukan wanita supaya tak jatuh dalam ngerinya hitam dunia? Semuanya kembali lagi bertanya ke masing-masing diri. Pasti masih ada kebenaran dan jawaban di sana.
Wanita dan Dunia telah sukses warnai belantika kehidupan. Baik buruknya ditentukan nurani dan dinilai langsung oleh semua mata dan hati. Mungkin ketika sifat dasar kembali lagi bertahta dalam setiap diri, Keindahan Sejati pasti bisa kembali terpancar dari kejujuran wajah Wanita dan Dunia.

Tapi, mungkinkah semuanya itu masih bisa?